Woensdag 08 Mei 2013

Akuntansi Untuk Piutang



 

PENGANTAR AKUNTANSI 2

Dosen : Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak.

 

 


MODUL  3

AKUNTANSI UNTUK PIUTANG








FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013



MODUL 3
AKUNTANSI PIUTANG

Seperti jenis aktiva lainnya, piutang dagang dapat merupakan kabar baik sekaligus kabar buruk bagi perusahaan. Kabar baik karena piutang mencerminkan klaim perusahaan terhadap uang pelanggan; kabar buruk terjadi apabila perusahaan gagal menagih uang tersebut. Dalam kasus dunia perbankan di Indonesia seperti yang dipaparkan di atas, kredit yang diberikan bank pada sektor properti merupakan piutang bank tersebut. Yang menjadi masalah adalah semakin banyaknya kredit yang diberikan bank pada bidang properti tersebut, padahal ada kekhawatiran bahwa bidang properti sebenarnya merupakan ajang spekulasi dari pihak investor. Apabila harga properti turun, maka investor akan mengalami kesulitan dalam membayar cicilannya, yang mengakibatkan banyaknya kredit macet atau dengan kata lain bank tidak dapat menagih piutang yang diberikan pada investor. Hal ini akan menyebabkan tingkat keuntungan bank menurun dan bahkan bisa menjadi bangkrut.
Selektivitas dalam memilih nasabah dengan demikian benar-benar merupa- kan suatu hal yang penting bagi bank. Hal ini juga berlaku bagi perusahaan dagang. Perusahaan dagang biasanya memiliki suatu departemen kredit yang bertugas untuk menentukan langganan mana yang dapat membeli barang perusahaan secara kredit, dan langganan mana yang harus membayar secara tunai.
Piutang dagang muncul bila seseorang melakukan penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pihak kedua. Piutang dagang merupakan klaim dari penjual kepada pembeli sebesar jumlah transaksi yang terjadi. Setiap transaksi kredit pada dasarnya melibatkan dua pihak. Pihak pertama adalah pihak kreditur yang menjual barang dan jasa. Penjual kedua adalah pihak debitur yang melakukan pembelian, sehingga menimbulkan hutang bagi si pembeli tersebut.

A.   MACAM-MACAM PIUTANG
Piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut biasanya didapatkan dari penjualan barang dan jasa ataupun dari pemin- jaman uang.Ada dua jenis piutang, yaitu piutang dagang dan wesel tagih. Piutang dagang perusahaan adalah jumlah yang terhutang dari pelanggan. Piutang ini termasuk dalam kategori aktiva lancar.
Piutang dagang harus dibedakan dari harta perusahaan lain, karena piutang dagang timbul dari kegiatan penjualan yang memang menjadi usaha pokok perusahaan. Tambahan lagi, piutang dagang harus dapat ditagih sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan perusahaan (seperti net 30, atau 2/10 n/30).
Wesel tagih merupakan piutang dagang dalam bentuk yang lebih formal. Orang yang berpiutang akan membuat suatu perjanjian tertulis, bahwa ia akan membayarkan sejumlah uang tertentu pada kreditur pada saat yang telah ditetapkan. Biasanya jangka waktu dari wesel tagih ini tidak lebih lama dari 60 hari. Terkadang wesel tagih juga mengharuskan debitur untuk memberikan suatu jaminan tertentu terhadap hutang yang dimilikinya. Apabila dikemudian hari, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya, maka kreditur berhak untuk mengklaim harta debitur yang dijadikan jaminan tersebut.
Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai aktiva lancar, sedangkan wesel tagih yang waktu jatuh temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai piutang jangka panjang. Beberapa wesel tagih biasanya dibayarkan secara cicilan. Dalam hal ini, bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan dikategorikan sebagai harta lancar, sedangkan sisanya masih dikategorikan sebagai piutang jangka panjang. Misalkan anda membali mobil Starlet dari PT Indra secara kredit seharga Rp 40.000.000 yang akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 tahun. Jumlah yang akan jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 8.000.000, maka yang akan dikategorikan sebagai aktiva lancar dari PT Indra adalan Rp 8.000.000 tersebut.
Piutang lain-lain terdiri dari bermacam ragam, biasanya merupa- kan pinjaman yang diberikan kepada pegawai ataupun cabang dari perusahaan. Biasanya piutang ini bersifat jangka panjang, tetapi piutang tersebut dapat dikategorikan sebagai aktiva lancar apabila piutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun. Dalam neraca, pelaporan wesel tagih yang bersifat jangka panjang dan piutang Iain-lain biasanya diletakkan di antara bagian aktiva lancar dengan aktiva tetap seperti yang terlihat dalam Gambar 1.


Gambar 1. Neraca
PERUSAHAAN CONTOH
NERACA
TANGGAL
AKTIVA
Lancar
Kas..................................................................  Rp X.XXX
Piutang dagang....................................  X.XXX
Penyisihan piutang tak tertagih...      (XXX)
Wesel tagih, jangka pendek...................          X.XXX
Persediaan....................................................       X.XXX
Beban dibayar dimuka............................         X.XXX
Total................................................................     X.XXX

Investasi dan piutang jangka panjag:
Investasi jangka panjang.......................           X.XXX
Wesel tagih, jangka panjang..................           X.XXX
Piutang lain-lain.........................................        X.XXX
Total.................................................................    X.XXX

Aktiva tetap:
Tanah, bangunan dan pabrik…..……...            X.XXX
Total aktiva...................................................      X.XXX
KEWAJIBAN
Lancar
Hutang dagang..............................................      X.XXX
Wesel bayar, jangka pendek...................         X.XXX
Hutang lain-lain............................................     X.XXX
Total...................................................................  X.XXX

Jangka panjang
Wesel tagih, jangka panjang..                           X.XXX
Total kewajiban............................................     X.XXX

Ekuitas pemilik
Modal.................................................................  X.XXX
Total kewajiban dan ekuitas pemilik..          X.XXX


Setiap jenis piutang dagang merupakan akun yang terpisah dalam buku besar dan bisa saja didukung oleh buku besar tambahan jika diperlukan.

Bagian Kredit
Seseorang yang melakukan pembelian dengan kartu kredit pada dasarnya melakukan pembelian secara kredit. Pembelian tersebut akan menambah piutang dari toko dimana ia membeli. Perusahaan yang memiliki penjualan kredit yang tinggi, biasanya mempunyai bagian kredit tersendiri. Bagian ini bertugas untuk mengevaluasi langganan mana yang akan diperbolehkan membeli secara kredit. Terkadang perusahaan besar juga mengeluarkan kartu kredit sendiri. Tugas dari bagian kredit adalah untuk mengevaluasi langganan yang potensial yang dapat memperoleh kartu kredit perusahaan tersebut. Setelah memberikan persetujuannya, tugas bagian kredit adalah untuk melakukan pengawasan pembayaran dari langganan tersebut. Langganan yang membayar tepat pada waktunya akan diberikan batas kredit yang lebih tinggi, sedangkan langganan yang jarang membayar tepat waktu akan dikurangi batas kreditnya. Tujuan pengawasan ini adalah untuk meminimisasikan kerugian yang terjadi karena adanya piutang yang tidak tertagih. Bagian kredit biasanya juga membantu bagian akuntansi untuk memperkirakan berapa kerugian yang harus dibukukan karena adanya piutang yang tidak tertagih tersebut.

B.   PIUTANG TAK TERTAGIH
Penjualan secara kredit akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. Orang yang tidak dapat membayar sekarang akan melakukan pembelian secara kredit. Penerimaan dan keuntungan perusahaan akan meningkat, tetapi kerugian yang dialami perusahaan meningkat pula karena meningkatnya jumlah piutang yang tidak ditagih. Kerugian ini biasanya kita sebut beban piutang tak tertagih. Besar dari beban piutang tak tertagih bervariasi antar perusahaan.

Pengukuran Jumlah Piutang Tak Tertagih
Untuk perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, beban piutang tak tertagih merupakan beban yang memang timbul karena kegiatan bisnis perusahaan. Sebagai beban usaha, tentunya beban piutang tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Untuk itu, akuntan mengenal dua metode yang dapat dipakai, yaitu metode penyisihan dan metode penghapusan langsung.
Untuk mendapatkan gambaran posisi keuangan perusahaan seakurat mungkin, maka perusahaan yang banyak melakukan penjualan secara kredit akan mempergunakan metode penyisihan untuk mengukur jumlah piutang tak tertagih. Dalam pencatatan kerugian, metode ini tidak menunggu sampai langganan benar-benar tidak mampu membayar, melainkan memperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak akan dapat dibayar oleh langganan.Manajer perusahaan tentunya mengetahui bahwa tidak semualangganannya akan membayar secara penuh.
Tanpa harus menebak-nebak mana langganan yang tidak akan membayar, metode ini menggunakan pengalaman masa lampau untuk memperkirakan berapa jumlah beban piutang tak tertagih untuk periode ini. Perusahaan akan mendebit beban piutang tak tertagih sejumlah yang diperkirakan, dan akan mengkredit akun penyisihan piutang tak tertagih, yang nantinya akan disajikan sebagai pengurang dari akun piutang dagang di dalam neraca.
Untuk dapat memadukan pendapatan dan beban dengan lebih tepat, beban piutang tak tertagih diperkirakan berdasarkan pengalaman pada periode-periode sebelumnya, dan dicatat sebagai ayat jurnal penyesuaian pada periode dimana penjualan tersebut dilaksanakan. Pencatatan ini akan (1) menurunkan laba bersih karena kita mendebit akun Beban dan (2) menurunkan piutang dagang - netto, karena kita mengkredit akun Penyisihan. (Penyisihan piutang tak tertagih meru­pakan akun yang akan mengurangi akun piutang dagang untuk mendapatkan piutang dagang netto).
Misalkan jumlah penjualan perusahaan untuk tahun 2011 adalah Rp 240.000 dan berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan memperkirakan beban piutang tak tertagih untuk periode tersebut adalah Rp 3.100, maka pencatatan yang dilakukan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: (Ada dua piutang dagang yang diperinci, yaitu piutang dagang dari Indra dan Dewi).

2011
Piutang dagang - Indra                                                       1.300
Piutang dagang - Dewi                                                       1.700
Piutang dagang - langganan lain                               237.000
Penjualan                                                                                  240.000
Untuk mencatat penjualan                        

2011
Beban piutang tak tertagih                                              3.100
Penyisihan piutang tak tertagih                                             3.100
Untuk mencatat beban tak tertagih berdasarkan pengalaman perusahaan di masa lalu.

Nilai Sisa perusahaan per tanggal 31 Desember 2011, adalah sebagai berikut:
Piutang Dagang
240.000

Peny. Piutang Tak Tertagih
Piutang dagang bersih = Rp 236.000

3.100

Penjualan
240.000

Beban Piutang Tak Tertagih
3.100


Jurnal yang mencatat beban piutang tak tertagih akan menurunkan piutang dagang netto.Laporan keuangan perusahaan tahun 2011 akan terlihat seperti di bawahini:


Laporan Laba Rugi     2011
Penjualan                                                                                  Rp 240.000
Beban
Piutang tak tertagih                                                                         3.100
Neraca                                                                   31 Desember2011
Aktiva lancar:  
Piutang dagang                                                                       Rp 240.000
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih                   Rp  3.100
Piutang dagang - Netto                                                       Rp 236.900

Penghapusan Piutang tak tertagih
Selama tahun 2012, perusahaan berhasil menagih hampir semua piutang dagangnya. Walaupun demikian, bagian kredit mengatakan bahwa Indra dan Dewi tidak dapat membayar hutang mereka. Perusahaan lalu menghapuskan hutang mereka dan melakukan pencatatan sebagai berikut:

2012          Kas                                                                     235.000
Piutang dagang - pelbagai langganan                 235.000
Untuk mencatat penerimaan piutang

2012          Penyisihan piutang tak tertagih                           3.000
Piutang Dagang - Indra                                             1.300
Piutang Dagang - Dewi                                              1.700
Untuk mencatat piutang yang tak tertagih

Jurnal untuk penghapusan piutang tidak akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan, karena tidak ada pendebitan akun Beban: Jurnal ini juga tidak akan mempengaruhi jumlah piutang dagang netto karena kita melakukan jurnal dengan mendebit akun penyisihan dan mengkredit akun piutang dagang. Sisa dari piutang dagang dan penyisihan piutang tak tertagih per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Piutang Dagang
235.000
1.300
1.700

 240.000

2.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih
 3.100

    3.000

 100


Laporan keuangan tahun 2011 dan 2012 yang berhubungan dengan piutang dagang terlihat di bawah ini. Untuk memperjelas pemaduan antara beban dan pendapatan, diasumsikan bahwa perusahaan tidak melakukan penjualan sepanjang tahun 2012.

Laporan Laba Rugi:                                                                      2011             2012
Penjualan                                                                                  Rp 240.000                       0
Beban:
Beban piutang tak tertagih                                               3.100                       0

Prinsip pemaduan mensyaratkan bahwa beban piutang tak tertagih harusdihubungkan dengan penjualannya, karena itu pada tahun 2012 tidak ada beban, karena pada tahun tersebut tidak ada pendapatan. Neraca perbandingan perusahaan untuk tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Neraca                                                                                                                     31 Desember
                                                                                                                               2011                  2012
Aktiva Lancar:
Piutang Dagang                                                                                   Rp 240.000          Rp 2.000
Dikurangi: Penyisihan Piutang tak tertagih                                       3.100                     100
Piutang Dagang - Neto                                                                     Rp 236.900          Rp 1.900

Penghapusan piutang tak tertagih tidak akan selalu sama dengan penyisihan piutang tak tertagih

Penghapusan piutang tak tertagih merupakan jumlah aktual piutang yang tidak dapat ditagih dari konsumen, sedangkan penyisihan dibuat berdasarkan perkiraan. Penghapusan akan sama dengan penyisihan hanya bila kita dengan tepat memperkirakan berapa jumlah piutang yang bakal tak tertagih pada periode tersebut, suatu kejadian yang jarang terjadi. Biasanya kita akan menemukan selisih antara jumlah yang dihapuskan dengan jumlah yang disisihkan. Jika jumlah yang disisihkan terlalu besar dalam suatu periode, maka akun penyisihan piutang tak tertagih untuk periode berikutnya dapat dikurangi. Sebaliknya apabila penyisihan dirasakan kurang, maka pada akhir periode kita dapat mendebit akun Beban Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk membuat jumlah akun penyisihan yang ada dalam neraca lebih realistis.
Pembayaran piutang yang sudah dianggap tidak tertagih
Walaupun piutang dagang tersebut sudah dihapuskan, debitur tetap berkewajib- an untuk membayar hutangnya. Walaupun demikian, kegiatan penagihan yang dilakukan oleh perusahaan sudah dikendurkan, dan bahkan perusahaan memberikan permasalahan piutang tersebut pada pengacara dengan harapan bahwa setidaknya sebagian dari piutang tersebut dapat ditagih nantinya. Misalkan piutang tuan Indra yang sudah dihapuskan ternyata dibayar, maka pertama kali yang harus dilakukan perusahaan adalah melakukan jurnal balik. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan nilai sisa debit bagi piutang langganan yang sudah dihapuskan tersebut.
Misalkan piutang tuan Indra sebesar Rp 1.300 dihapuskan pada bulan Pebruari 2012 dan tuan Indra membayar hutangnya pada bulan Agustus 2012, maka jurnal yang dilakukan untuk kejadian ini adalah:

Pebruari 2012
Untuk mencatat penghapusan piutang tuan Indra
Penyisihan Piutang Tak tertagih                             1.300
Piutang Dagang - Indra                                                      1.300

Agustus 2012
Untuk mengembalikan piutang tuan Indra
Piutang Dagang - Indra                                                1.300
Penyisihan Piutang Tak Tertagih                                  1.300

Untuk mencatat pembayaran piutang tuan Indra
Kas                                                                                        1.300
Piutang Dagang - Indra                                                      1.300

Memperkirakan jumlah piutang tak tertagih
Semakin akurat perkiraan kita, semakin dapat dipercaya pula data-data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang kita buat. Bagaimana cara untuk memperkirakan besarnya piutang tak tertagih? Cara yang paling logis adalah dengan melihat pengalaman masa lalu dari perusahaan. Metode persentase penjualan dan metode umur piutang (aging), keduanya didasar- kan pada pengalaman masa lalu perusahaan.

Metode yang paling sering digunakan adalah memperkirakan beban jumlah piutang tak tertagih sebagai persentase tertentu atas jumlah penjualan kredit perusahaan. Beban penyisihan piutang tak tertagih akan dibukukan pada akhir periode sebagai ayat jurnal penyesuaian.
Berdasarkan pengalaman selama empat tahun, suatu perusahaan memperkirakan jumlah piutang tak tertagih rata-rata adalah 2,5 persen dari penjualan kredit. Misalkan penjualan kredit untuk tahun 2013 besarnya Rp 500.000 maka ayat jurnal penyesuaian yang akan dibuat perusahaan pada periode tersebut adalah:
Ayat Jurnal Penyesuaian

31            Des      Beban piutang tak
tertagih (Rp 500.000 X 0,025)                                           12.500
Penyisihan piutang tak tertagih                                                 12.500

Dalam metode ini kita tidak mengindahkan jumlah awal yang ada dalam penyisihan piutang tak tertagih.
Perusahaan dapat mengubah persentasi penyisihan dari tahun ke tahun berdasarkan pengalamannya di masa lampau. Misalkan penagihan tahun 2014lebih besar, dan penghapusan lebih sedikit dari yang diharapkan, maka nilai sisakredit dari penyisihan piutang tak tertagih akan terlalu besar dibandingkan dengan nilai sisa debit piutang dagang. Dalam hal ini perusahaan akan menurun- kan tingkat persentase penyisihannya, sehingga penyisihan yang dimiliki perusahaan tidak akan naik terlampau besar.
Perusahaan yang baru berdiri dapat mencari data penyisihan piutang tak tertagih dari buku atau publikasi yang diterbitkan industri yang bersangkutan, pemerintah, ataupun dari data yang lain.
Cara lain yang sering dipergunakan dalam memperkirakan piutang tak tertagih adalah dengan menggunakan skedul umur piutang. Dalam metode ini, piutang dagang dianalisa secara individu berdasarkan lamanya waktu piutang tersebut berada dalam perkiraan perusahaan. Apabila hal ini dilakukan secara manual, maka akan memakan waktu yang lama. Dengan pertolongan komputer, hal ini jadi lebih mudah dilakukan. Paket akuntansi yang terkomputerisasi akan menyusun laporan skedul umur piutang. Komputer akan mengakses data langganan dan menyortir akun berdasarkan nomor pelanggan dan tanggal faktur.
Perusahaan Kontraktor Asal Bangun menyusun piutang dagangnya seperti tertera di bawah ini:
Tabel 1. Skedul Umur Piutang
Nama Nasabah
Umur Perkiraan
1-30
Hari
31-60
Hari
61-90
Hari
Lebih dari 90 Hari
Total Nilai
Sisa
PT Tebarko
Rp 20.000



Rp 20.000
PT Kitjago Paret
Rp 10.000



10.000
PT Pipa Sarasota

Rp 13.000
Rp10.000

23.000
PT Enakiya


3.000
Rp1.000
4.000
Akun-akun Lain*
Rp 39.000
12.000
2.000
2.000
55.000
Total
Rp 69.000
Rp 25.000
Rp15.000
Rp 3.000
Rp112.000
Perkiraan Persentase Piutang yang Tak Tertagih
0.1%
1%
5%
90%

Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Rp 69
Rp  250
Rp  750
Rp 2.700
Rp 3.769
* Akun Iain-lain pada kenyataannya juga diperinci satu persatu

Angka persentase perkiraan piutang tak tertagih didasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan. Jumlah piutang dagang di setiap kelompok akan dikalikan dengan persentase perkiraan piutang tak tertagih dalam kelompok tersebut. Misalkan kelompok 1-30 hari memiliki nilai sisa sebesar Rp 69.000 yang dikalikan 0,1% untuk mendapatkan penyisihan sebesar Rp 69, nilai sisa penyisihan piutang tak tertagih perusahaan merupakan gabungan dari berbagai kelompok umur piutang (Rp 69 + Rp 250 + Rp 750 + Rp 2.700).
Misalkan nilai sisa awal dari penyisihan piutang tak tertagih besarnya Rp 2.100 (saldo kredit).
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Sisa sebelum penyesuaian 2.100


Dalam metode umur piutang ini, ayat jurnal penyesuaian dibuat sede- mikian rupa sehingga nilai sisa penyisihan tersebut meningkat dari Rp 2.100 menjadi Rp 3.769. Jurnal yang dilakukan oleh PT Asal Bangun untuk mengubah penyisihan tersebut adalah:
Ayat Jurnal Penyesuaian

31           Des      Beban Piutang Tak Tertagih                                      1.669
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
(Rp 3.769-Rp 2.100)                                                                  1.669

Bila anda perhatikan maka anda lihat bahwa nilai sisa awal penyisihan piutang tak tertagih akan mempengaruhi besarnya penambahan penyisihan tersebut.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Sisa sebelum penyesuaian 2.100
Jumlah penyesuaian  1.669


Sisa setelah penyesuaian  3.769



Ada kemungkinan bahwa Penyisihan Piutang Tak Tertagih sebelum disesuaikan, memiliki nilai sisa debit. Hal ini terjadi bila jumlah piutang yang dihapuskan lebih besar dari jumlah penyisihan yang dibuat perusahaan. Misalkan sebelum penyesuaian, nilai sisa penyisihan adalah Rp 1.500 (nilai sisa debit).
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Sisa sebelum penyesuaian 2.100



Ayat Jurnal Penyesuaian yang dibuat:

31            Des      Beban Piutang Tak Tertagih
(Rp 3.769 + Rp 1.500)                                                  5.269
Penyisihan Piutang Tak Tertagih                                             5.269

Setelah jurnal ini dibukukan, maka akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih akan menjadi:
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Jumlah penyesuaian  5.269


Setelah penyesuaian  3.769


Sisa sebelum penyesuaian  1.500


Dalam neraca, jumlah cadangan Rp 3.769 akan dikurangkan dari Piutang Dagang untuk mendapatkan jumlah Piutang Dagang Netto yang mencerminkan jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih oleh perusahaan.
Selain menambah keakuratan laporan keuangan, metode ini juga menun- jukkan pada manajemen, piutang yang mana yang sudah jatuh tempo dan sudah saatnya untuk ditagih.

Perbandingan metode persentase penjualan dengan metode umur piutang
Dalam praktik, banyak perusahaan yang mempergunakan kedua metode ini secara bersamaan seperti tampak pada Gambar 2. Untuk laporan keuangan interim, perusahaan mempergunakan metode persentase penjualan, karena memang metode ini lebih mudah untuk diterapkan. Pada akhir tahun perusahaan dapat menggunakan metode umur piutang untuk meyakinkan bahwa piutang sudah dilaporkan pada nilai yang selayaknya (yang diharapkan dapat ditagih). Kedua metode ini baik untuk digunakan secara bersama, karena metode persentase penjualan difokuskan untuk mengukur piutang tak tertagih dalam laporan laba rugi, sedangkan metode umur piutang mengukur piutang dagang - netto dalam neraca.
Gambar 2. Dua Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Metode Penyisihan
Metode perkiraan umur piutang
Beban penyisihan
Piutang tak tertagih
Menyesuaikan perkiraan penyisihan piutang tak tertagih
Metode persentase penjualan
Menyesuaikan penyisihan piutang tak tertagih
Dengan
Pada
Piutang Dagang
yang tak tertagih
Jumlah Hari
Jumlah Hari

C.   METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG
Dalam metode penghapusan langsung, piutang dagang yang tak tertagih baru diakui sebagai beban apabila bagian kredit menyatakan bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih. Bila hal tersebut terjadi, maka bagian akuntansi akan mendebit beban piutang tak tertagih dan akan mengkredit piutang dagang dari langganan yang dianggap tidak dapat membayar hutangnya.
Misalkan sekarang tahun 2012, dan hampir semua langganan yang membeli secara kredit tahun 2011 telah membayar tagihannya, kecuali dua orang yaitu tuan Dono dan Doni. Bagian kredit berkesimpulan bahwa kedua orang ini tidak dapat membayar dan meminta bagian akuntansi menghapuskan piutang dari kedua orang ini, dengan menggunakan ayat berikut:
Beban Piutang Tak Tertagih                                                  2.000
Piutang dagang - Tuan Dono                                                            800
Piutang dagang - Tuan Doni                                                         1.200
Untuk menghapus piutang tak tertagih dan mencatat beban piutang tak tertagihsebesar Rp 2.000.

Bagaimana metode penghapusan langsung mempengaruhi laporan keuang- an? Laporan keuangan berikut ini untuk tahun 2011 dan 2012 didasarkan dengan asumsi penjualan kredit pada tahun 2011 sebesar Rp 100.000 dan 2012sebesar 0.

Laporan Laba Rugi                                                                        2011             2012
Penjualan:
Penjualan                                                                           Rp 100.000                       0
Beban:
Beban Piutang Tak Tertagih                                                             0               2.000

Neraca                                                                                                           31 Desember        
                                                                                                    2011                              2012
Piutang Dagang                                                                             Rp 100.000               1.000

Metode penghapusan langsung memang mudah untuk dipakai, tetapi pemakaiannya akan menyebabkan kesalahan yang besar, apabila jumlah piutang yang tak tertagih juga besar. Karena itu sebaiknya perusahaan menggunakan metode cadangan dalam penilaian piutang tak tertagihnya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan, perusahaan diharuskan menggunakan metode penyisihan dalam membuat laporan keuangannya.

D.  SISA KREDIT DALAM PIUTANG DAGANG
Terkadang ada langganan yang membayar melebihi jumlah yang semestinya dan ada juga langganan yang mengembalikan barang yang telah dibeli dan dibayarolehnya. Kejadian-kejadian tersebut akan mengakibatkan timbulnya sisa kredit dalam piutang dagang langganan tersebut. Misalkan buku besar tambahan dari perusahaan tersebut terdiri dari 213 langganan dengan perincian sebagai berikut:
             210      Perkiraan mempunyai sisa debit dengan jumlah                                            Rp185.000
             3          Perkiraan mempunyai sisa kredit dengan jumlah                                          Rp    2.800
Sisa Piutang dagang netto                                                                       Rp  182.200

Perusahaan tidak boleh melaporkan piutang dagang dalam jumlah netto (Rp 182.200). Mengapa? Sisa kredit sejumlah Rp 2.800 merupakan kewajiban per- usahaan seperti kewajiban perusahaan lainnya. Sisa kredit piutang merupakan hutang perusahaan kepada langganan. Karena itu perusahaan seharusnya memisahkan pelaporan keduanya seperti di bawah ini, bila tidak pelaporan tersebut akan menyesat- kan pemakai laporan keuangan. Karena itu, perusahaan akan melaporkan dalam neracanya:
Aktiva
Aktiva Lancar Piutang Dagang Rp 185.000

Kewajiban
Kewajiban Lancar Sisa kredit dalam piutang dagang Rp 2.800

E.      PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT
Semakin lama semakin banyak konsumen yang melakukan pembelian denganmelakukan kredit. Kartu kredit yang terkenal di Indonesia adalah Visa, Mastercard, American Express, BCA card, dan lain-lain. Untuk membayar barang yang mereka beli, konsumen menggunakan kartu kredit. Penjual kemudian akan menyiapkan bukti penjualan rangkap tiga, satu untuk pembeli, satu untuk penjual, dan satu untuk perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Kartu kredit memberikan konsumen kenyamanan dalam melakukan pembelian tanpa harus membayar langsung secara tunai. Setiap akhir bulan, konsumen akan mendapat tagihan dari perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit.
Bagi para penjual, kartu kredit memberikan keuntungan dimana penjual ter- sebut dapat melakukan penjualan secara kredit tanpa harus menyelidiki kemampu- an membayar dari pembeli yang menggunakan kartu kredit, karena hal tersebut sudah dilakukan oleh perusahaan kartu kredit yang bersangkutan. Penjual tidak usah membuat akun piutang untuk setiap langganannya, dan mereka tidak usah menagih langsung piutang dari langganannya. Tambahan lagi, penjual akan memperoleh kas yang lebih cepat dari perusahaan kartu kredit dibandingkan bila perusahaan harus menagih dari langganan itu sendiri.
Keuntungan tersebut tentunya tidak datang secara cuma-cuma bagi penjual. Biasanya penjual akan menerima pembayaran kurang dari nilai yang tercantum dalam bukti penjualan. Misalkan perusahaan kartu kredit mengambil komisi 5 persen untuk pelayanan yanq dilakukannya, maka perusahaan hanya akanmenerima Rp 95 dari penjualan sejumlah Rp 100 yang dibayar dengan kartu kredit Visa. Jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Piutang dagang - Visa                                                                      95
Beban pemotongan kartu kredit                                                   5
Pendapatan penjualan                                                                  100

Pada saat penerimaan uang dari perusahaan kartu kredit, jurnal yang dilakukan penjual:
Kas                                                                                                           95
Piutang dagang – Visa                                                               95


ILUSTRASI SOAL
PT Enak Lezat adalah sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis makanan. Neraca perusahaan tersebut per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan rupiah)
Piutang Dagang                                                             Rp 549,9
Penyisihan Piutang Tak Tertagih                                     (12,5)

Diminta
1.         Berapakah jumlah piutang per tanggal 31 Desember 2011 yang diharapkandapat ditagih oleh PT Enak Lezat?
2.         Buatlah jurnal yang dilakukan oleh PT Enak Lezat selama tahun 2012, denganasumsi:
a.          Diperkirakan jumlah piutang tak tertagih berdasarkan metode persentasipenjualan adalah Rp 19,2 juta.
b.         Jumlah piutang yang dihapuskan Rp 23,6 juta.
c.           Berdasarkan skedul umur piutang per tanggal 31 Desember 2012, piutangsejumlah Rp 15,3 juta dari total piutang dagang sebesar Rp 582,7 jutatidak dapat ditagih.
3.    Tunjukkan cara penyajian piutang dagang dan penyisihan piutang tak tertagihpada neraca PT Enak Lezat per tanggal 31 Desember 2012.
4.    Berdasarkan neraca per tanggal 31 Desember 2012, berapakah besarnyapiutang yang diharapkan dapat ditagih oleh PT Enak Lezat? Berapakahbesarnya beban piutang tak tertagih untuk tahun 2012.
Jawaban Ilustrasi Soal
Jawaban 1
Jumlah piutang yang diharapkandapat ditagih(dalam jutaan rupiah)(Rp 549,9 - Rp 12,5)                   

Jawaban 2
1.              Beban piutang tak tertagih                                               19,2
Penyisihan piutang tak tertagih                                             19,2

2.              Penyisihan piutang tak tertagih                                       23,6
Piutang dagang                                                                     23,6
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
31   Desember 2011   12.5
Beban             19,2


Sisa tahun 2012 sebelum
tanggal 31 Des. 2012         8,1


2012  Penghapusan 23.6


3.       Beban piutang tak tertagih (Rp 15,3 - Rp 8,1)                             7,2
Penyisihan piutang tak tertagih                                             7,2
 
Jawaban3
                                                                                        (dalam jutaan rupiah)
Piutang dagang                                                                                     Rp 582,7
Penyisihan Piutang Tak Tertagih                                                              (15,3)
Jawaban 4
                                                                                        (dalam jutaan rupiah)
Jumlah piutang per tanggal 31 Desember 2012
yang diharapkan dapat ditagih(Rp 582,7 - Rp 15,3)                      Rp 567,4

Beban piutang tak tertagih untuk tahun 2012
(Rp 19,2 + Rp 7,2)                                                                                                                                                              26,4





1 opmerking: